Rabu, 28 Maret 2012

ROGAZ Documentation (1)

Dear Guys and para Goweser di seluruh Indonesia...!
Berikut adalah beberapa foto dokumentasi dari petualangan ROGAZ. Cekidot...!

Funbike (indosiar, Jiwasraya, JIEP)



Gowes di Jepang


Jepang tak akan lengkap tanpa kehadiran sepeda. Cobalah berkeliling ke berbagai penjuru kota, baik di Tokyo, Kyoto, atau Osaka, sepeda ada di mana-mana. Masyarakat Jepang memang memiliki kebiasaan bersepeda. Mereka menggunakan sepeda untuk ke warung (convenience store), sekolah, stasiun kereta, bekerja, ataupun sekedar bersosialisasi. Sepeda adalah bagian dari denyut kehidupan orang Jepang. Tengok juga rumah-rumah orang Jepang, hampir semuanya menyimpan sepeda di halaman.
Bersepeda menjadi asyik di Jepang karena iklimnya yang menunjang, jalan-jalannya yang kecil dan sempit, serta lanskap kota yang cenderung rata. Tak heran, sepeda ada di mana-mana. PM Hatoyama di tahun 2009 lalu pernah mencanangkan gerakan bersepeda untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Saat itu muncul jargon “Jitensha ga Atsui!” (Naik Sepeda itu Hot/ Happening!), yang mengajak masyarakat Jepang untuk semakin mencintai sepeda.
Sepeda, atau “jitensha” dalam bahasa Jepang, memang sudah menjadi budaya di masyarakat Jepang. Model sepeda juga beraneka ragam, baik yang manual digowes maupun yang menggunakan motor baterai untuk kenyamanan saat jalan menanjak. Beberapa model yang sering terlihat adalah model lipat, model sport, atau sepeda gunung. Namun yang paling populer di Jepang adalah model “Mama Chari”. Sepeda “Mama Chari” adalah jenis yang paling hip dan happening di kalangan masyarakat Jepang. Sekitar 70%-90% model sepeda di Jepang adalah “Mama Chari”. Bentuknya seperti sepeda mini biasa, namun dilengkapi dengan keranjang di depan, dan rak tempat duduk bayi di belakangnya. Sepeda ini biasa digunakan ibu rumah tangga untuk berbelanja sambil mengurus anak.
12945427661473609624
Sepeda Mama Chari, paling populer di Jepang / photo JH
Dinamakan Mama Chari, karena diambil dari kata Mama dan Chariot. Inilah sepeda kerja dan ikon dari dunia persepedaan di Jepang. Mama Chari dibentuk untuk memenuhi kebutuhan dan menggambarkan dinamika masyarakat Jepang yang berkeluarga. Harganya mulai dari 10 ribu Yen (sekitar satu juta rupiah), hingga lebih dari 100 ribu Yen.
Kelompok-kelompok gowes di Jepang juga banyak. Mereka biasa berkumpul untuk bersepeda keliling kota atau mendaki gunung. Kalau kita naik ke Gunung Fuji misalnya, akan banyak menjumpai kelompok gowes yang berkelompok menanjak gunung. Tak hanya anak muda, banyak juga orang tua di Jepang yang gemar naik gunung dengan sepeda.

Senin, 26 Maret 2012

Manfaat Bersepeda


Hasil yang didapat dari bersepeda terutama akan mengencangkan otot bagian bawah seperti betis, paha dan pinggul. Bersepeda mampu membakar kalori sebanyak 300 sampai 700 kalori setiap jam. Jadi, akan berguna untuk Anda yang ingin menurunkan berat badan. Selain itu, bersepeda dapat meningkatkan volume paru-paru sampai 50% sehingga oksigen yang dapat ditampung lebih banyak.

Minggu, 18 Maret 2012

Survey Menelusuri Track Cibereum Telajung Cibening Nawit

Dear Guys..!
Setelah sebelumnya Team Rombongan Petualang Gak Jelas (a.k.a ROGAZ) nge-Road ke Gunung Pancar, kami berencana untuk menuju ke Petualangan (gak jelas) berikutnya. Tempat yang akan kami tuju yaitu CAT kependekan dari Cibening Adventure Track, dan kalo masih kuat akan di teruskan ke "Nawit" di mana di sana ada sebuah jembatan bambu tradisional yang legendaris.

Belajar dari pengalaman sebelumnya yang sempet nyasar dan menjadi real-adventure of non-confirmity, akhirnya kami memutuskan untuk survey area terlebih dahulu. Untuk tugas survey diserahkan kepada anggota dengan lokasi terdekat dari track yang akan dituju, yaitu 'saya' sendiri.

Oke, sekarang akan saya mulai petualangan saya...!
Perjalanan bermula dari rumah saya yang berlokasi di Kp. Setu Ds. Telajung Kec. Cikarang Barat, berangkat bermodalkan ongkos yang ngepas dan sedikit sarapan saya pun berangkat..., akan tetapi tidak langsung ke tempat tujuan melainkan mampir dulu ke rumah teman dengan niat mengajak survey walaupun teman saya gak punya sepeda. Ternyata gayung bersambut, tiba-tiba teman saya memberikan IM (instant messaging) yang isinya menanyakan kepastian saya untuk melakukan survey ke Cibening dan ke Nawit, dan memang di pekan sebelumnya saya pernah mengajak teman saya untuk mencoba melakukan survey ke arah track yang kami tuju itu sambil menggodanya untuk ikut punya sepeda, walaupun ngredit...:)


Parkir Sepeda di halaman rumah teman

Survey Menelusuri Track Cibereum Telajung Cibening Nawit

Dear Guys..!
Setelah sebelumnya Team Rombongan Petualang Gak Jelas (a.k.a ROGAZ) nge-Road ke Gunung Pancar, kami berencana untuk menuju ke Petualangan (gak jelas) berikutnya. Tempat yang akan kami tuju yaitu CAT kependekan dari Cibening Adventure Track, dan kalo masih kuat akan di teruskan ke "Nawit" di mana di sana ada sebuah jembatan bambu tradisional yang legendaris.

Belajar dari pengalaman sebelumnya yang sempet nyasar dan menjadi real-adventure of non-confirmity, akhirnya kami memutuskan untuk survey area terlebih dahulu. Untuk tugas survey diserahkan kepada anggota dengan lokasi terdekat dari track yang akan dituju, yaitu 'saya' sendiri.

Oke, sekarang akan saya mulai petualangan saya...!
Perjalanan bermula dari rumah saya yang berlokasi di Kp. Setu Ds. Telajung Kec. Cikarang Barat, berangkat bermodalkan ongkos yang ngepas dan sedikit sarapan saya pun berangkat..., akan tetapi tidak langsung ke tempat tujuan melainkan mampir dulu ke rumah teman dengan niat mengajak survey walaupun teman saya gak punya sepeda. Ternyata gayung bersambut, tiba-tiba teman saya memberikan IM (instant messaging) yang isinya menanyakan kepastian saya untuk melakukan survey ke Cibening dan ke Nawit, dan memang di pekan sebelumnya saya pernah mengajak teman saya untuk mencoba melakukan survey ke arah track yang kami tuju itu sambil menggodanya untuk ikut punya sepeda, walaupun ngredit...:)


Parkir Sepeda di halaman rumah teman

Minggu, 11 Maret 2012

ROGAZ : Rombongan Blue Gaz Road To Gunung Pancar


ROGAZ : Rombongan Blue Gaz
Road To Gunung Pancar


Hari, Ahad tanggal 11 Maret 2012 Team Rogaz berangkat menuju Gunung Pancar. Secara historis ini merupakan debut terjauh dari team ini dalam melakukan ekspedisinya.
Titik kumpul pertama kali bertempat di PT. Blue Gas Indonesia Pulo Gebang Jakarta Timur kemudian jalurnya berlanjut ke arah Kranji-Bekasi Kota-Rawa Panjang-Bt. Gebang lalu melaju ke Setu (Tugu Duren) yang merupakan titik kumpuk kedua.

Walaupun sudah kesiangan karena sebelumnya ada insiden "Ban Bocor" dari Bos Andri, team Rogaz tak patah semangat. Team terus melaju ke tempat yang di tuju.
Di tengah jalan team sempet makan siang dulu buat isi tenaga dan kesiapan mental.

Setelah memakan waktu keseluruhan perjalanan sekitar dua jam akhirnya sampai juga ke tujuan :Wisata Gunung Pancar.
Hmmhmm..., udara segarnya langsung kerasa berbeda dengan udara kota yang penuh dengan polusi, dan sebelum berlanjut ke track yang dituju team "Boyband" Rogaz sempet foto-foto dulu dengan latar belakang pemandangan Pohon Pinus. Mangstaapps...!