Minggu, 01 April 2012

Ngopi di Nawit

Ahad, 1 April 2012.

Dear Rogazer, hari ini saya memutuskan untuk libur bersepeda dengan trek-trek yang agak jauh dan hanya gowas-gowes mengitari perumahan dan kampung dekat rumah. Tetapi teman saya yang asli orang Setu punya rencana untuk mengajak saya dan temannya untuk kembali ke Nawit hanya untuk sekedar ngopi-ngopi di sana, weww..Mungkin teman saya masih terngiang-ngiang dan rindu dengan keindahan alam nawit yang cukup n'deso. Sedangkan rogazer yang lain seperti Pak Andri dan beberapa rekan memutuskan untuk nge-road ke Marunda. Well, kita tunggu beritanya saja besok di kantor.

Tepat pukul 08.00 saya berangkat setelah dijemput teman, dan tak lupa perlengkapan berjelajah pun saya bawa, yaitu kamera saku, hape dengan teknologi evdo, dan dompet yang berisi ongkos seadanya. Perjalanan kami menggunakan motor (ingat kali ini juga gak pake sepeda) dimulai dengan menyusuri jalan ke arah Cibening dimana di kanan dan kirinya terpapar pemandangan hijau berupa sawah-sawah dan rimbun pepohonan.

pemandangan sawah di kanan dan kiri

Kami pun sengaja sekedar melewati pangakalan para Goweser di CAT(Cibening Adventure Track). Sepertinya memang setiap akhir pekan selalu saja ada para penggemar olah raga sepeda yang mangkal di sini.Hmm...Setu sekarang jadi kunjungan banyak orang dari luar daerah, tidak seperti dulu ketika pertama kali saya menjejakkan kaki di sini (tepatnya tahun 2002), daerah Setu terkesan terbelakang dan jauh dari pusat kota.

Para Goweser yang sedang bersiap-siap ke medan tempur



Perjalanan kami lanjutkan melalui jalur jalan pedesaan (arah Cikarageman), keseluruhan jalanan memang tidak semuanya mulus. Akan tetapi karena pemandangan di kanan dan kiri kami yang menyuguhkan pemandangan asli rumah-rumah pedesaan membuat kami tidak jenuh dan bosan.


Setelah melalui jalan lurus, kami menemukan pertigaan ke arah kiri dengan tanda yang kami hapal sebelumnya yaitu 'Gapura setengah jadi', seingat kami jalan ini menuju ke Desa Kertarahayu. Terus mengikuti arah dari petigaan yang kami measuki, kami pun sudah sampai di perkampungan Cisaat, disini Rogazer akan melihat banyak pohon salak di perkarangan rumah warga.

Kembali kami pun menemukan pertigaan yang cukup melekat di ingatan kami dan tak ragu lagi kami memutuskan memilih ke arah kiri. Jalanan di sini mulai berliku dan banyak rimbun pohon bambu yang seolah-olah membentuk sebuah lorong. Tak berapa lama akhirnya kami pun sampai ke tempat tujuan 'ngopi' kami yaitu 'Nawit and the legendary bamboo bridge'.

Jembatan bamboo nawit

Bagi para pembaca setia Blog kami atau para netter yang tidak sengaja nyasar ke Blog ini, pasti sudah tau bahwa bahasan tentang Nawit pernah kami post sebelumnya. Memang sengaja saya post kembali karena tujuan kami kali ini bukan sekedar survey melainkan benar-benar ingin menikmati kembali keindahan alam yang ada di Nawit ini plus mengajak teman kami yang memang belum pernah ke sini.

Kami pun langsung memarkir motor dekat pinggiran jembatan dan tentu saja sesuai niat kami, kami pun memesan kopi ke warung yang memang dari dulu sudah stand-by di sini. Sambil srapat-sruput kami pun mengambil beberapa foto untuk kenang-kenangan.


The Coffee is ready mister..!

Gaya nyeruput kopi asli orang Setu.....,wess Setu banget...!

Gak mau kalah..sruppphut..ahh...jeprett

Sedikit fotografi,....coffee at the Nawit

Seperti pengalaman kami sebelumnya, tak beberapa lama kemudian muncul gerombolan goweser yang datang seperti kawanan kerbau liar, turun deras menyeruduk jalan.




Rombongan pertama tak jadi menepi jadi kami tak sempat ngobrol-ngobrol. Tak berapa lama kemudian tiba rombongan ke dua, di rombongan ke dua  ini kami sempat berkenalan dengan salah satu rombongan namanya Mas Indra dan ternyata rumahnya tidak jauh dari tempat saya, yaitu di GBP bertetanggaan dengan teman satu seperjalanan kami.


Setelah istirahat dan ngobrol-ngobrol sebentar rombongan ke dua ini pun kembali melaju. Sedangkan kami tetap di tempat dan malah memesan mie rebus, wah sekalian sarapan nih !

Setelah waktu menunjukkan pukul 10.00 tepat, kami melanjutkan perjalanan. Kami pun berjalanan menyusuri jembatan dan tembus-tembus ternyata ke pangkalan sepeda berikutnya yaitu 'Warung Bondol', di sini terlihat banyak para goweser yang mangkal, sayang saya lupa mengambil foto.

Kami sempat berputar-putar di area ini dan bertanya ke sana kemari sampai akhirnya menemukan jalan yang tepat untuk kami kembali pulang, yaitu memutar melalui jalan Pasir Randu.Di tengah perjalanan kami banyak menemukan tumpukan-tumpukan pasir di kanan dan kiri jalan, dan ternyata di sini terdapat tempat penggalian pasir. Gak heran kenapa di sini diberikan nama jalan 'Pasir Randu'.




Tempat yang sedikit mengerikan sekaligus indah.


Ujung dari perjalanan kami di jalan Pasir Randu ini adalah Jl. Raya Serang-Cibarusah, kami pun mengambil arah ke kiri ke arah Lippo Cikarang untuk kembali pulang. Kami memutuskan untuk kembali melalui Jl. Raya Setu-Cibarusah sebagai akhir perjalanan kami menuju ke rumah masing-masing. Sebelum sampai ke rumah kami sempat makan siang di tengah perjalanan.

Apapun makanannya minumannya tetep....

Well, perjalanan kali ini walaupun naik sepeda motor cukup puas dan menyenangkan, dan tak lupa saya pun kembali menggoda kedua rekan seperjalanan saya untuk mau membeli sepeda, tujuannya satu biar saya punya teman bergowes ria di sini. And for the Rogazer see you to next adventure ya....!




4 komentar: